Tarakan, antara Pesona dan Sejarah

Menurut sejarah, nama Tarakan itu berasal dari bahasa (suku) Tidung yaitu Tarak dan Ngakan. Tarak berarti tempat berkumpul, dan ngakan berarti makan. Jadi tarakan adalah tempat pertemuan suku Tidung yang pencahariannya sebagai nelayan untuk mencari penghidupan (makan). Kata ini banyak menyimpan pesona dan peninggalan sejarah sehingga tidak akan pernah terhapus dari sejarah nasional Indonesia, atau bahkan sejarah dunia sehubungan dengan keterlibatan kata pulau ini dalam Perang Dunia II.

Dalam perkembangan dan perjalanannya yang dikenal sebagai kota minyak, pada saat itu pulau Tarakan hanya merupakan suatu daerah kecamatan dibawah kabupaten Bulungan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 47 tahun 1981, kecamatan Tarakan meningkat statusnya menjadi Kota Administratif (Kotif), dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 23 Maret 1982 dengan Motto Tarakan Kota MANTAP (nyaMan, Tertib, Aman, dan Permai) dan dibagi 3 wilayah kecamatan, yaitu kecamatan Tarakan Barat, kecamatan Tarakan Timur dan kecamatan Tarakan Utara serta kecamatan Tarakan Tengah. Kemudian tanggal 15 Desember 1997 Kotif Tarakan berkat kemampuan dan keberhasilannya dalam pembangunan serta swadayanya, kembali dinaikkan statusnya menjadi Kotamadya/daerah Tingkat II dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri (ketika itu dijabat oleh Yogi S. Memet).
Penduduk Kotamadya Tarakan sangat beraneka ragam, sedangkan penduduk aslinya adalah suku Tidung yang sekarang banyak kita jumpai di daerah Juata Laut, sebagian Selumit, dan Mamburungan. Namun pepatah mengatakan ada gula ada semut, sehingga mungkin karena manisnya banyak orang yang datang ke Tarakan. Atau memang berkat dari namanya sendiri yaitu tempat pertemuan untuk makan. Sekarang bukan hanya suku Tidung yang kita jumpai, banyak pula suku Bugis, Jawa, Buton, Timor, bahkan etnis Tionghoa, dan lain-lain. Kita perlu bersyukur dan bangga bahwa Tarakan yang kecil ini dihuni oleh berbagai ras dan agama yang hidup berdampingan secara damai.



Geografis Tarakan
Luas Pulau Tarakan adalah 241,5 kilometer persegi dengan jumlah penduduk berdasarkan data yang ada pada Dinas Pendaftaran Penduduk Kota Tarakan per - Juni 2005, jumlah penduduk Kota Tarakan mencapai 161.100 jiwa, terdiri dari laki-laki = 87.411 jiwa dan wanita = 73.689 jiwa. Sedangkan letaknya terbentang antara 19-20o Lintang Utara dan 34-38o Bujur Timur dan luas daratan = 250,80 km
luas laut = 406,53 km, dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara = Pesisir Pantai Kec. P. Bunyu
Sebelah Timur = Kec. P. Bunyu dan Laut Sulawesi
Sebelah Selatan = Pesisir Pantai Kec. Tanjung Palas
Sebelah Barat = Pesisir Pantai Kec. Sesayap



Transportasi
Untuk dapat mencapai Tarakan, orang dapat menempuh jalan laut (dengan kapal) ataupun jalan udara (pesawat terbang). Sebagaimana dimaklumi Tarakan merupakan pintu gerbang Utara Kalimantan Timur sehingga pemerintah senantiasa berusaha agar Tarakan semakin baik dan dapat bersaing dengan daerah-daerah lain. Hal ini tentu tidak terlepas dari dukungan seluruh warga. Dalam usia yang semakin dewasa tampak terjadi perbaikan-perbaikan di sana-sini. Deru pembangunan kota Tarakan selaras dengan nafas warganya yang selalu bersemangat dalam membangun dan mengejar ketertinggalan.
Dibidang transportasi, Tarakan mempunyai 2 pelabuhan laut dan udara yang cukup besar, yaitu pelabuhan laut Malundung dan Bandara Juata. Bandara ini dapat disinggahi pesawat jenis Fokker 28 dan Jenis Cassa. Sedangkkan pelabuhan Malundung secara tetap disauhi kapal-kapal penyeberangan antarpulau milik PT Pelni seperti KM Tidar, KM Leuser, KM Awu, dan kapal-kapal penggantinya. Selain itu terdapat pula pelabuhan sungai dan penyeberangan yang siap mengarahkan kapal dengan tujuan Tanjung Redeb, Pulau Derawan (Berau), Tanjung Selor, Malinau, Pulau Bunyu, Nunukan serta tempat-tempat lain di sekitarnya.

Benteng Meriam Ex-Perang Dunia II dan Tangsi
Menurut sejarah, Pulau Tarakan merupakan salah satu pulau yang pertama kali didarati pasukan Jepang pada tanggal 2 Februari 1942 bersama Balikpapan. Namun sebelum Jepang masuk, Tarakan sudah dikuasai Belanda. Namun sebelum Jepang masuk, Tarakan sudah dikuasai Belanda. Tarakan merupakan tempat yang sangat strategis dan posisinya sangat menguntungkan bagi tujuan pertahanan sekaligus berbahaya karena dekat dengan perbatasan (negara luar). Dari Perang Dunia II itu Tarakan banyak menyimpan peninggalan-peninggalan seperti meriam dan tangsi yang tersebar di segenap penjuru pulau. Namun yang paling banyak dijumpai adalah di daerah Tanjung Pasir. Bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin menyaksikannya, benda-benda tersebut masih terpelihara dengan baik.

Telaga Tua, Pompa Minyak, dan Tugu Australia
Sebagaimana diketahui Tarakan adalah kota minyak. Banyak sekali terdapat telaga dan pompa minyak yang konon sudah sangat tua namun masih bekerja dengan baik. Ini banyak dijumpai di daerah Kampung Satu dan Kampung Enam. Demikian pula Tugu Australia yang terletak tidak jauh dari jantung kota.

Tempat Persembayangan Tentara Jepang
Tarakan juga terdapat tempat persembayangan tentara Jepang tempo doeloe. Sampai saat ini peninggalan tersebut masih utuh dan terpelihara di daerah Mamburungan.

Pantai Wisata Amal
Pantai dengan hamparan pasir putih (kekuningan) yang luas ini terletak di sisi Timur pulau. Pada hari Minggu atau hari libur lainnya pantai ini dipadati pengunjung untuk sekedar mengagumi panorama pantai dan perahu layar sambil menikmati ubi goring dan kelapa muda yang banyak dijajakan di sana. Ada pula event yang sering digelar seperti motocross dan pesta laut tahunan Erau.


Tambak dan Industri Pengawetan Udang
Tarakan sangat terkenal dengan industri pengawetan udangnya. Udang beku tersebut merupakan komoditas ekspor andalan seperti juga kayu lapis. Jangan heran jika di saat krisis seperti ini banyak mobil dan sepeda motor baru berkeliaaran disegenap penjuru kota, atau rumah-rumah baru di sana-sini karena krismon bagi mereka berarti panen rupiah. Memang tidak semua petani tambak berhasil, ada juga yang justru bangkrut lantaran tambaknya jebol ataupun udangnya sakit dan mati. Di daerah pinggiran kota dan daerah pantai dekat pulau Tarakan banyak dijumpai tambak udang. Daerah ini memiliki panorama indah, terlebih lagi buat sepasang muda-mudi yang menjalin kasih. Di bawah sinar bulan purnama, sambil membakar uddang atau ikan, wah… rasanya dunia hanya milik berdua. Namun bagi yang ingin menikmati suasana itu, jangan sekali-kali melupakan obat atau lotion anti nyamuk kalu pingin putus hubungan dengan nyamuk, sebab di sana gudangnya nyamuk beneran!

Sebetulnya masih banyak obyek-obyek wisata lain bertebaran di Tarakan, seperti wisata mancing, diskotik, agro wisata (Hutan Mangrove dan Taman Anggrek), pusat perbelanjaan. Ada juga Maliobro-nya Tarakan yang terletak di Karang Balik melengkapi fakta daerah tersebut sebagai pusat keramaian.


1 Comments

Terima kasih atas komentar anda di Blog kami.
Jangan lupa untuk memberi komentar anda dipostingan terbaru kami.

  1. saya bangga menjadi anak tarakan, hehehe:) peace

    ReplyDelete
Previous Post Next Post